“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33) * Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS Yusuf: 108)

Cari Blog Ini

Sabtu, 16 Juli 2022

ALLAH MENGUTUS RASUL BAGI SETIAP UMMAT

Allah ta'ala berfirman: 
(وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِی كُلِّ أُمَّةࣲ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَۖ)
"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah ṭāgūt,”
[Surat An-Nahl 36]

Thoghut yaitu setiap yang diibadahi selain Allah dan ia ridho dengan ibadah tersebut. 

Makna global ayat: Allah subhanahu wa ta'la mengabarkan bahwa Dia telah mengutus seorang Rosul pada setiap masa dan setiap kaum. Ia menyeru mereka untuk beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan peribadatan kepada selainNya. Allah senantiasa mengutus para Rasul semenjak terjadinya kesyirikan di tengah manusia pada zaman nabi Nuh hingga Dia mengutus Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam sebagai penutup para Nabi.
Dakwah kepada tauhid dan mencegah dari kesyirikan adalah urgensi dakwah seluruh Rasul dan para pengikutnya.

Faidah Ayat:
1. Hikmah diutusnya para Rasul yaitu dakwah kepada Tauhid dan larangan kepada syirik.
2. Bahwasanya agama para Nabi adalah satu yaitu mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah saja dan meninggalkan kesyirikan meski syariat mereka berbeda beda.
3. Bahwasanya risalah ini umum untuk seluruh umat dan hujjah telah tegak atas setiap hamba.
4. Besarnya permasalahan tauhid dan bahwa tauhid adalah kewajiban bagi setiap ummat.
5. Dalam ayat ini, terdapat penjelasan kandungan لا اله الا الله (tiada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah) berupa nafi (peniadaan) dan itsbat (penetapan). Sehingga ayat ini menunjukkan bahwa tauhid tidak akan tegak melainkan dengan keduanya. Sekedar peniadaan (yaitu lafadz 'tiada tuhan') maka ini bukanlah tauhid. Sedangkan penetapan saja (yaitu lafadz 'kecuali Allah') maka ini juga bukanlah tauhid.

Maraji Al Mulakhas fi Syarhi Kitabut Tauhid Syaikh Shalih AL Fauzan -hafidzahulloh-.
 

0 comments:

Posting Komentar