“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33) * Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS Yusuf: 108)

Cari Blog Ini

Selasa, 25 Juni 2024

Catatan Faidah (12):KALIMAT TAUHID ﻻإله إﻻالله SENANTIASA ADA PADA ANAK KETURUNAN NABI IBRAHIM 'ALAIHIS SALAM.

Catatan Faidah (12):
KALIMAT TAUHID ﻻإله إﻻالله SENANTIASA ADA PADA ANAK KETURUNAN NABI IBRAHIM 'ALAIHIS SALAM.

Kalimat La ilaha illallah (ﻻإله إﻻالله) inilah yang dimaksudkan oleh Nabi Ibrahim -'alaihis salam- dalam Al Qur'an:
إِنَّنِى بَرَآءٌۭ مِّمَّا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱلَّذِى فَطَرَنِى 
"Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku" (QS Az Zukhruf: 26-27)
Ucapan Nabi Ibrahim -'Alaihis salam- ini memuat makna La ilaha illallah. Ucapan "Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah" adalah makna Lailaha (tidak sesembahan yang berhak diibaahi dengan benar). Dan ucapan "tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku" adalah makna 'illallah' (kecuali hanya Allah -yang berhak diibadahi dengan benar).

Nabi Ibrahim 'alihis salam' menjadikan kalimat ini senantiasa ada di keturunannya.
وَجَعَلَهَا كَلِمَةًۢ بَاقِيَةًۭ فِى عَقِبِهِۦ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Dan (lbrahim 'alihis salam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu" (Az Zukhruf: 28)
Sehingga pada anak keturunan Ibrahim -'alaihis salam- akan senantiasa ada yang mengucapkan kalimat ini. Mereka saling berwasiat agar senantiasa berpegang teguh dengan kalimat ini turun temurun. Allah ta'ala berfirman:
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَ‌ٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَآئِكَ إِبْرَ‌ٰهِۦمَ وَإِسْمَـٰعِيلَ وَإِسْحَـٰقَ إِلَـٰهًۭا وَ‌ٰحِدًۭا وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ 
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(Al Baqarah: 132-133)

Anak keturunannya tidak semuanya meninggalkan kalimat ini dan tidak semuanya mensekutukan Allah. Namun senantiasa ada di antara keturunannya yang mengucapkan kalimat ini dan istiqamah dalam menegakkannya, meski jumlah mereka tidak banyak bahkan cuma satu orang saja.

Tatkala Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wa sallam- diutus menjadi Rasul, beliau pun diutus untuk mendakwahkan kalimat ini. Beliau bersabda:
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan: La ilaha illallah. Jika mereka mau mengucapkannya, maka terjaga darah dan hartanya dariku kecuali dengan haknya (kalimat ini) dan perhitungannya di sisi Allah" (HR Bukhari, Muslim, Malik, Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa'i)

0 comments:

Posting Komentar