Catatan Faidah (13):
KEUTAMAAN SHALAT WAJIB 5 WAKTU
Shalat adalah ibadah yang agung dan dicintai Allah, merupakan rukun Islam yang kedua setelah Syahadatain. Shalat merupakan sarana seorang hamba bermunajat kepada Allah, Rabb alam semesta.
Wajib bagi kita menghadirkan hati ketika mengerjakan ibadah ini agar sempurna Shalat kita dan mendapatkan manfaat dari shalat tersebut. Sebab, manfaat Shalat hanya didapatkan dari shalat yang dikerjakan dengan sempurna.
Oleh karenanya, kita membaca firman Allah ta'ala:
{ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ }
"Tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat ini mencegah perbuatan keji dan mungkar"
[Surat Al-Ankabut: 45]
Namun demikian, ada orang yang shalat namun tidak tergerak hatinya untuk mengingkari kemungkaran atau mengenal hal yang ma'ruf. Dia tidak mendapatkan manfaat dari shalat yang dia kerjakan. Sebab, shalatnya tidak sempurna.
Shalat adalah rukun islam terbesar setelah syahadatain. Allah ta'ala telah mewajibkan shalat ini kepada Nabi kita -shallallahu 'alaihi wa sallam- secara langsung tanpa perantara beda dengan ibadah-ibadah lainnya. Perintah shalat diterima langsung di tempat yang tertinggi, dari langit ke tujuh, pada malam yang mulia yaitu malam saat Mi'raj, dan diwajibkan 50 shalat dalam sehari semalam yang menunjukkan kecintaan Rabb kita kepada ibadah ini. Namun kemudian dengan kemurahan Allah ta'ala, kewajiban shalat menjadi 5 waktu sehari semalam dengan pahala menyamai shalat yang 50 kali.
Allahu a'lam.
Faidah dari Syarah Riyadhus Shalihin oleh Syaikh Utsaimin rahimahulloh.
0 comments:
Posting Komentar