“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33) * Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS Yusuf: 108)

Cari Blog Ini

Sabtu, 22 Juni 2024

Catatan Faidah 4: Sabar Dalam Menjalani Takdir Allah Yang Tidak Disukai

Catatan Faidah (4):

SABAR TERHADAP TAKDIR-TAKDIR ALLAH YANG TIDAK DISUKAI

Syaikh Ibnu 'Utsaimin -rahimahullah- berkata dalam syarah Riyadhus Shalihin:
"Hal ini dikarenakan takdir Allah ada dua, ada yang disukai dan yang tidak disukai. Takdir yang disukai hendaknya disyukuri. Syukur adalah bagian dari ketaatan, dan ini termasuk kesabaran jenis pertama (sabar dalam ketaatan kepada Allah). 

Takdir yang tidak disukai manusia, seperti seseorang diuji dengan musibah pada badannya, musibah pada hartanya dengan kehilangan, diuji dengan keluarganya, diuji dengan masyarakatnya dan berbagai macam ujian lainnya yang butuh pada keteguhan. Hendaknya seseorang bersabar dari melakukan yang diharamkan Allah dengan menampakkan keluh kesah melalui ucapan, hati, maupun dengan anggota badan. Kondisi manusia ketika sedang menghadapi musibah ada 4 keadaan: Pertama menampakkan kemarahan (tidak sabar dengan takdir Allah), kedua: bersabar, ketiga: ridha, dan keempat: Bersyukur.

0 comments:

Posting Komentar