Catatan Faidah (14):
BAHAYA HASAD
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إياكم والحسد؛ فإنَّ الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النارُ الحطبَ (أخرجه أبو داود)
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Hati-hatilah kalian dari sifat hasad, sesungguhnya hasad memakan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar" (Dikeluarkan oleh Abu Dawud)
Hasad yaitu mengharapkan hilangnya nikmat dari orang lain, baik nikmat dunia maupun nikmat Diniyyah (terkait agama), baik menginginkan nikmat itu berpindah kepadanya atau kepada orang lain.
Hasad adalah penyakit hati yang berbahaya. Jika hasad tersebut terwujud dengan tindakan, baik perkataan atau pun perbuatan yang menyakiti orang yang dihasadi maka orang ini telah menyatukan antara hasad dan kedzaliman.
Hasad terbagi dua, hasad yang terpuji dan tercela.
Hasad yang terpuji adalah menginginkan nikmat seperti yang ada orang lain tanpa berharap nikmat itu hilang dari orang tersebut. Ini yang disebut ghibthah.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا حسد إلا في اثنتين: رجل آتاه الله مالا، فسلطه على هلكته في الحق؛ ورجل آتاه الله حكمة، فهو يقضي بها ويعلمها
"Tidak boleh hasad kecuali kepada dua orang: Seseorang yang Allah berikan harta kepadanya lalu dia kuasai harta itu untuk sesuatu yang haq. Dan Seseorang yang Allah berikan hikmah (ilmu) kepadanya lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya" (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun hasad yang tercela adalah hasad yang disebutkan secara mutlak sebagai tindakan tercela, yaitu menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain, agar nikmat itu berpindah kepadanya atau ke orang lainnya.
Allah telah melarang hasad jenis ini dalam firmanNya:
{ وَلَا تَتَمَنَّوۡا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضࣲۚ لِّلرِّجَالِ نَصِیبࣱ مِّمَّا ٱكۡتَسَبُوا۟ۖ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِیبࣱ مِّمَّا ٱكۡتَسَبۡنَۚ وَسۡـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضۡلِهِۦۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣰا }
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
[Surat An-Nisa': 32]
Bagaimana mengobati hasad ini? Yaitu dengan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi hasad ini, bermujahadah melawan jiwanya yang terjangkiti hasad, menyebutkan kebaikan saudaranya yang dihasadi, mendoakannya, dan mengucapkan "ma syaa Allah, La quwwata illa billah". Dengan demikian dia tidak akan bertindak dzalim terhadap saudaranya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Jika dia mampu mengalahkan perasaan hasadnya dan tidak sampai terwujud pada tindakan yang memudharatkan orang yang dihasadi, maka Allah memaafkannya.
Allahu a'lam
Dirangkum dari berbagai sumber.